رَبِّ هَبْ لى مِنْ لَدُنْكَ
ذُرِيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَميعُ الدُّعاء
“Ya Tuhanku,
berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
Pendengar doa”.[1]
رَبِّ إِنِّي وَهَنَ العَظْمُ مِنِّي
وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْباً وَلَمْ أَكُنْ بِدُعائِكَ رَبِّ شَقِيّاً * وَإِنِّي
خِفْتُ المَوالِيَ مِنْ وَرائِي وَكانَتِ امْرَأَتِي عاقِراً فَهَبْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ وَلِيّاً * يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ آلِ يَعْقُوبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ
رَضِيّاً
“Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan
kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada
Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku
sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku
dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian
keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai”.[2]
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ
خيْرُ الوارِثينَ
“Ya Tuhanku
janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang
Paling Baik”.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar